Wednesday, November 21, 2012

Angkringan : Sebuah Kuliner Sederhana Membangun Persaudaraan

membahas soal angkringan memang tidak lepas dari kata murah dan keakraban, angkringan itu sekarang merebak dan dapat ditemui di setiap sudut kota yogyakarta, sebagaimana di angkringan KR tiap hari rabu malam selalu penuh oleh kaskuser regional yogyakarta, sambil ngobrol, maen kartu, bahkan share pengalaman dan keakraban pun terjalin,
angkringan berasal dari kata nangkring, kalau dalam artian umum itu nongkrong, nongkrong bareng sambil makan nasi kucing (nasi yang dibungkus dengan koran dan daun pisang) yang isinya terdapat tempe atau sambel dan bentuknya hanya sekepal tangan. Isi dari angkringan biasanya adalah nasi bungkus, sate usus, sate keong, gorengan serta cemilan lainnya dan eceran rokok, minuman yang tersedia adalah kopi panas, wedang jahe, es teh, es jeruk.
suasana kekraban itu yang membuat kita ketagihan, oh iya angkringan jaman sekarang itu berbentuk gerobak dorong, kalau dulu sih katanya penjualnya tidak memakai gerobak tetapi makanannya di pikul. dan berhenti pada sekumpulan pemuda dan akhirnya ngangkring bareng.
sungguh istimewa banget jika ingat bagaimana keakraban yang terjalin.
Angkringan pertama menurut sejarah yang telah saya dengar dari berbagai sumber, seorang dari daerah klaten bernama mbah pairo telah merintis usaha angkringan sejak tahun 1950an, kemudian berkembang dan dilanjutkan oleh putranya lik man yang terkenal dengan kopi jos yaitu kopi yang dicelup oleh arang panas yang berlokasi di utara stasiun tugu yogyakarta.

akhir kata, mari menghargai angkringan sebagai tempat guyub dan menjalin persaudaraan, persaudaraan bisa terjalin dari mana saja termasuk sambil mencicipi kuliner sederhana di Angkringan.

0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda adalah hadiah terindah bagi saya